Menelusuri Kehidupan Kampus Melalui Pantun: Seni Berkelana di Dunia Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi merupakan tempat di mana kita belajar, berteman, dan juga menjalani berbagai pengalaman yang tak terlupakan. Bagi sebagian orang, kehidupan kampus diibaratkan sebagai sebuah perjalanan yang penuh warna-warni, seperti seni berkelana di dunia yang baru. Dan salah satu cara untuk menggambarkan kehidupan kampus dengan cara yang unik adalah melalui pantun.
Pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama dari Indonesia yang biasanya terdiri dari empat baris. Dalam kehidupan kampus, pantun digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan berbagai pengalaman, perasaan, atau pesan-pesan yang ingin disampaikan. Melalui pantun, mahasiswa dapat mengekspresikan kegembiraan, kesedihan, kegalauan, atau bahkan kritik terhadap keadaan kampus.
Contoh dari pantun yang bisa menggambarkan kehidupan kampus adalah:
“Di kampus kita belajar bersama,
Berteman, berdiskusi, hingga larut malam,
Ujian datang, kita pun berjuang,
Agar kelak bisa meraih impian yang tertunda.”
Dalam pantun tersebut, kita bisa melihat bagaimana kehidupan kampus tidak hanya tentang belajar di kelas, tetapi juga tentang menjalin hubungan sosial, berjuang melewati ujian, dan menggapai impian di masa depan.
Seni berkelana di dunia perguruan tinggi melalui pantun juga dapat menjadi media untuk merayakan keberagaman budaya yang ada di kampus. Dengan menggunakan bahasa pantun yang khas, mahasiswa dapat saling berbagi cerita dan pengalaman dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda.
Dalam artikel ini, penulis ingin mengajak pembaca untuk lebih mengapresiasi seni berkelana di dunia kampus melalui pantun. Dengan menggali kreativitas dan keunikan dari setiap pengalaman, kita dapat menghasilkan karya-karya yang indah dan menginspirasi.
Referensi:
– Sumardjo, Jakob. (2002). Pantun: Seni, Budaya, dan Fungsi. Jakarta: Penerbit Kompas.
– Purwadi, D. (2015). Pantun: Sebuah Karya Sastra Tradisional Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak.